Keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak. Pertumbuhan
dan perkembangan seorang anak bergantung pada pola asuh yang diterapkan oleh
orang tua.
Permasalahan yang sering terjadi adalah orang tua terlalu
membatasi anak atau bisa disebut dengan stricts parents.
Kemajuan teknologi juga telah mempengaruhi pola asuh di era
modern ini. Banyak anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan
layar gadget daripada berinteraksi
dengan orang tua atau melakukan aktivitas fisik yang lebih sehat. Hal ini bisa
mengakibatkan kurangnya keterampilan sosial, kurangnya perhatian, dan penurunan
kemampuan berpikir kritis.
Faktor tersebut menjadi tantangan bagi orang tua, namun pada
realitanya banyak orang tua yang membiarkan anaknya berlama-lama dengan gawainya
sampai lupa waktu. Mereka tidak mengontrol kebiasaan anak-anaknya itu dengan
maksud agar anak tidak rewel. Padahal kebiasaan tersebut bisa menimbulkan kecanduan.
Fenomena lain yang terkait dengan pola asuh adalah kesibukan
orang tua. Banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaan dan tanggung jawab
lainnya, sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk menghabiskan waktu
berkualitas dengan anak-anak mereka. Akibatnya, anak-anak mungkin merasa
diabaikan, kurang diawasi, atau kurang mendapatkan perhatian yang mereka
butuhkan.
Manfaat dari Menerapkan Pola Asuh yang Baik
Menurut Baumrind (dalam Papalia, 2004), pola asuh merupakan cara orang tua
membesarkan anak dengan memenuhi kebutuhannya, memberi perlindungan, mendidik,
serta mempengaruhi tingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat dari menerapkan
pola asuh yang baik adalah membuat anak sejahtera secara fisik dan
mental. orang tua juga harus memperhatikan tahapan pertumbuhan dan perkembangan
yang baik, sehingga akan berdampak positif pada masa depan anak.
Selain
itu, menerapkan pola
asuh yang tepat akan
menciptakan lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi perkembangan yang sehat
dan optimal pada anak-anak.
Macam-Macam Pola Asuh
Menurut Baumrind (1991) terdapat empat kategori dari pola
asuh yang wajib diketahui orang tua:
1. Pola Asuh Authoritative
Pola asuh authoritative
atau demokratis adalah pola asuh yang bertolak belakang dengan pola asuh
otoriter. Orang tua memberikan kebebasan anak dan mendorong anak untuk mandiri.
Orang tua senantiasa memberikan dorongan yang positif untuk bimbingan anak ke arah yang lebih baik. Biasanya anak
menjadi percaya diri, bisa membuat keputusan dan bertanggung jawab apa yang
diperbuat.
2. Pola Asuh Authoritarian
Pola asuh authoritarian
atau otoriter adalah pola asuh yang sangat keras, di mana orang tua cenderung memaksakan
kehendak ke anak tanpa banyak alasan yang harus dipatuhi oleh anak-anaknya, tanpa mempedulikan perasaan sang anak.
3. Pola Asuh Indulgent
Pola asuh Indulgent
atau permisif adalah jenis pola asuh orang tua yang cuek terhadap
anak. Apapun yang mau
dilakukan anak diperbolehkan oleh
mereka, termasuk hal-hal yang tidak baik atau bertentangan dengan nilai-nilai tertentu.
4. Pola Asuh
Neglectful
Pola asuh Neglectful
adalah pola asuh di mana orang tua
sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Orang tua pada pola asuh tipe ini mengembangkan perasaan bahwa aspek-aspek lain kehidupan
orang tua lebih penting daripada anak.
Cara pengasuhan yang
baik
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua
dalam memberikan pola pengasuhan yang baik kepada anak:
1. Berikan kasih sayang dan perhatian
Tunjukkan cinta dan kasih sayang kepada anak-anak secara
konsisten. Berbicaralah dengan lembut, bermain bersama mereka, dan dengarkan
dengan penuh perhatian saat mereka berbicara.
2. Menjadi contoh yang baik
Anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar
mereka. Jadilah contoh yang baik dengan menunjukkan nilai-nilai positif,
perilaku yang diinginkan, dan cara mengelola emosi dengan baik.
3. Konsisten
Ciptakan aturan dan konsisten dalam penerapannya. Anak-anak
membutuhkan batasan yang jelas dan konsekuensi yang konsisten saat melanggar
aturan.
4. Komunikasi yang efektif
Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangatlah penting.
Dengarkan anak dengan penuh perhatian, gunakan bahasa yang mudah dimengerti
sesuai dengan usia mereka, dan ajukan pertanyaan terbuka untuk memahami
perasaan dan pikiran mereka. Dorong anak untuk berbicara dengan jujur dan
terbuka. Komunikasi yang efektif membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan
antara orang tua dan anak.
5. Dorong kemandirian dan tanggung jawab
Berikan anak kesempatan untuk mengambil keputusan dan
menyelesaikan tugas sesuai dengan usia mereka. Dorong kemandirian dengan
memberikan tanggung jawab yang sesuai. Ini membantu anak-anak mengembangkan
rasa percaya diri, keterampilan mandiri, dan rasa tanggung jawab terhadap tugas
dan kewajiban mereka.
Perlu diketahui bahwa setiap jenis pengasuhan memiliki
dampak tersendiri bagi anak. Pola pengasuhan yang baik akan memberikan efek
positif kepada anak seperti hubungan antara orang tua dan anak yang akan
semakin dekat, komunikasi orang tua dan anak menjadi lebih efektif, dan juga
dapat meningkatkan kebahagiaan bagi anak sehingga mampu meningkatkan
kepercayaan diri anak untuk menjalani kehidupannya. Sebaliknya, pola pengasuhan yang buruk
dapat memberikan banyak efek yang
negatif pula kepada
anak.
***
Tim Penulis:
Amril
Prayoga, Cindy Rosmaini, Fitra Nuhaad Nafiis Thaib, Fitria Fera Diana, Handoko
Adriano, Konita Aina Thurfi, Ludiah Zenada.
===
Referensi:
Baumrind, D. (1991). The influence of parenting style
on adolescent competence and substance use. The Journal of Early
Adolescence, 11(1),
56-95.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D.
(2004). Human Development. New York: McGraw-Hills.
Putri, M. N., Fathurohman, I., & Setiawan, D.
(2022). Pola asuh orang tua dalam pembelajaran daring di masa pandemi covid-19.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11(1), 224-233.